Motor Listrik

0

Bookmark and Share

Motor Listrik

Pada artikel “klasifikasi mesin listrik”, Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).

Anda dapat melihat animasi prinsip kerja motor DC ini di sini.

Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 1), yaitu:
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:
Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.


Gambar 1. Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik.

JENIS MOTOR LISTRIK

Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dalam bagan dibawah ini.


Gambar 2. Klasifikasi Motor Listrik.

1. Motor DC/Arus Searah
Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Kommutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.


Gambar 3. Motor DC.

Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.

Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Gaya elektromagnetik: E = KΦN

Torsi: T = KΦIa

Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torsi electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah

a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited.

b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Gambar 4. Karakteristik Motor DC Shunt.

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
• Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
• Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

c. Motor DC daya sendiri: motor seri. Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.

Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002):
• Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
• Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5).

Gambar 5. Karakteristik Motor DC Seri.

d. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Gambar 6. Karakteristik Motor DC Kompon.

2. Motor AC/Arus Bolak-Balik

Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.

Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik

a. Motor sinkron. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.

Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 7):
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok.

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):

Ns = 120 f / P

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

Gambar 7. Motor Sinkron.

b. Motor induksi. Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 8):
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
- Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
- Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat .

Klasifikasi motor induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Gambar 8. Motor Induksi.

Kecepatan motor induksi

Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/slip ring motor”.

Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran(Parekh, 2003):

% Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100

Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM

Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi


Gambar 9. Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi.

Gambar 9 menunjukan grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
• Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang rendah (“pull-up torque”).
• Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
• Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol.

Artikel Terkait

Read More >>

Kapasitor

0

Bookmark and Share

Kapasitor

Kapasitor
Kapasitor (Kondensator)
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf Cadalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
prinsip.jpg
1.1. Kapasitansi
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q = C V
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
7.jpg
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : µF, nF dan pF.
1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
1 µF = 10-6 F
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Kapasitor
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Kapasitor
2.2 Wujud dan Macam Kondensator
Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi :
1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco)
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 100µF25v yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai kapasitansi 100 µF dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar 25 volt.
Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya.
Contoh :
6.jpg
Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya bisa diketahui berdasarkan warna seperti pada resistor.
5.jpg
Contoh :
14.jpg
Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Pada tabel 2.3 diperlihatkan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf tertentu. Dengan tabel tersebut pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitansinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus diketahui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55Co sampai +125Co .
81.jpg


Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa karakteristik kapasitor selain kapasitansi juga tak kalah pentingnya yaitu tegangan kerja dan temperatur kerja. Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Misalnya kapasitor 10uF25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC. Sedangkan temperatur kerja yaitu batasan temperatur dimana kapasitor masih bisa bekerja dengan optimal. Misalnya jika pada kapasitor tertulis X7R, maka kapasitor tersebut mempunyai suhu kerja yang direkomendasikan antara -55Co sampai +125Co. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat di dalam datasheet.
2.3. Rangkaian Kapasitor
Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin kecil. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara seri.
9.jpg
Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :
10.jpg
Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.
11.jpg
Pada rangkaian kapasitor paralel berlaku rumus :
12.jpg
2.4. Fungsi Kapasitor
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS = Power Supply)
2. Sebagai filter dalam rangkaian PS
3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
2.5. Tipe Kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical.
  • Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa µF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
  • Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.
Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.
13.jpg
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.
Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.
Bahan electrolyte pada kapasitor tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
  • Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.

Read More >>
0

Bookmark and Share
Best Serial For win XP
1. V2C47 – MK7JD – 3R89F – D2KXW – VPK3J
2. H689T – BFM2F – R6GF8 – 9WPYM – B6378
3. WCBG6 – 48773 – B4BYX – 73KJP – KM3K3

Windows xp professional oem 2600.xpsp_sp2_rtm
TG9QW-Q93XB-863WY-2KJ3X-F9HYG

Windows Vista Ultimate 100% work
DFSHT-TY83J-99KKS-FJHR3-RG971

Microsoft – Windows Vista Ultimate
6F2D7-2PCG6-YQQTB-FWK9V-932CC
R8G6T-YBCXF-R29PG-9VFY3-FR9JB
YFKBB-PQJJV-G996G-VWGXY-2V3X8
368Y7-49YMQ-VRCTY-3V3RH-WRMG7
2QBP3-289MF-9364X-37XGX-24W6P

Windows XP Pro:
3QM4M-868CW-WB6RQ-K6HP3-7C79J
HRXTR-FKTCV-X8QCH-D7PTH-KYYPB
M2GW6-HY6BX-3GFJR-3J27B-WFG7G
WX367-2TFGP-2G8TF-CTBDW-R99X2
HRXTR-FKTCV-X8QCH-D7PTH-KYYPB
3QM4M-868CW-WB6RQ-K6HP3-7C79J
8MFJK-WH8FJ-2VWVB-XKDCQ-3JM7W
8V782-7YVMD-MW4P2-W63WT-V28JD
D6DV7-68J8R-2647H-2VHFK-YV2HT
T8T2H-7YGYF-PYFGM-XPXPT-XH3KG
64DD4-2H3R7-TMXF7-7BRB8-GRWVB
RDWM2-B4WCK-G2B7W-7GDM2-BTY4X


Windows XP Home Edition:
FHH8P-JYFX4-693YB-YCKVK-D36RJ
4C4DQ-323QV-XBWTX-CX8YQ-3KJKM
BQJG2-2MJT7-H7F6K-XW98B-4HQRQ
VRWXX-QM4XW-J6R3P-8FK3W-V64FT
PW6PT-TCGBR-HKTCT-GKKY6-QGK86
XMCM6-DKYCQ-2BHQH-4PCHR-TBJCR
JT42G-DDBCX-WTDMB-8WCT2-JGGH8
VTYH4-P88R2-MW38B-Q62KT-48F7Y
MT8JF-T82RK-R6C82-3YGHH-224PP
XYRYX-XCG6K-W7PK8-2CTQQ-86DWR

Windows 98 SE:
R7KBF-TRQDX-XFRR4-GJ4GC-4H7YQ
J3QQ4-H7H2V-2HCH4-M3HK8-6M8VW
WMTVY-QVD98-GBB6G-Y9RWV-TY28Y

Windows 98:
WJXC4-BK4Y4-G4QJ8-F82FH-KHYTB
D8B33-37942-FJHGR-WBKJ9-DFQT6
B9Y34-DTDG9-97Y89-FVTKC-JKQFG

Windows ME:
QWVG4-4QY84-2XKFX-7DMQ6-RB6QQ
FR286-CY66W-XJ8DG-VRCJY-2G4XD
B6BYC-6T7C3-4PXRW-2XKWB-GYV33
GRD3D-R3JF3-Y4J6D-X3QDK-T62XM

Windows 2000 Professional:
GYQ8K-H399V-QBJDT-R9VWP-BYX9M
RBDC9 VTRC8 J79JY 7J972 PRVMG
dmdjx-wkwdj-x8dm9-p3y9r-mqwfy
DDTPV-TXMX7-BBGJ9-WGY8K-B9GHM
KM87H-X7QCV-DBV46-3J4HY-DKW46
HB9CF-JTKJF-722HV-VPBRF-9VKVM
GTH3Q-2MKP3-DPK7B-X4PB7-6X99J

Windows 7 Beta 32-bit
4HJRK-X6Q28-HWRFY-WDYHJ-K8HDH
Windows 7 Beta 64-bit
JYDV8-H8VXG-74RPT-6BJPB-X42V4

Windows 95 : CD-Key s/n: 875-7215850 or CD-Key s/n: 100-1208613 or CD-Key s/n: 757-2573155

Windows 95 (build 490) : 100-1208613

Windows 95 Advisor v1.0 for Win95 :
s/n: 002-473 or s/n: 002-794 or s/n: 030-734 or s/n: 086-215

Windows 95 CD-ROM Plus :
CD-Key s/n: 040-0073635 or CD-Key s/n: 040-0081471 or CD-Key s/n: 040-0081586

Windows 95 Final NL : 12095-OEM-0004226-12233

Windows 95 Full Version : 15795-OEM-0001

Windows 95 OEM Version :
CD-Key: 12095-OEM-0004226-12233
or 15795-OEM-0001355-07757
or 16595-OEM-0001695-96524

Windows 95 OSR 2.5 :
CD Key: 24796-OEM-0014736-66386

Windows 95 OSR 2.5 Addon :
CD Key: 24796-OEM-0014736-66386

Windows 95 plus pak :
28876-062-0805825003490

Windows 95 v4.00.950 :
24264-425-4287696-06468

Windows 95 v4.00.950 R2 :
875-7215850

Windows 95 v4.00.950 R3/R6 :
975-4769754

Windows 98 Build 1708 :
CD-Key: BBH2G-D2VK9-QD4M9-F63XB-43C33

Windows 98 :
HGBRM-RBK3V-M9FXV-YCXDK-V38J4

Windows 98 Upgrade :
BMFGB-92WFM-GFDXD-FQGW6-WT47P

Windows 98 OEM :
FT9CH-XVXW7-7BFCM-RPR49-VDHYD

Windows 98 Retail :
F73WT-WHD3J-CD4VR-2GWKD-T38YD

Windows 98 SE :
HF928-QG627-23QDB-PY4YF-B8GMG

Windows 98 SE OEM :
FT9CH-XVXW7-7BFCM-RPR49-VDHYD

Windows 2000 Professional :
HRTHC-WWDF2-JQHRY-XK8X3-DTDW6

Windows 2000 Pro :
TQ4CV-XPJR3-KPG3Q-HGH74-BMYWT

Windows 2000 Server :
H6TWQ-TQQM8-HXJYG-D69F7-R84VM

Windows 2000 Server :
MQRJT-48J9R-36JXB-HJFCJ-TQXDQ

Windows 2000 Adv Server :
KRJQ8-RQ822-YRMXF-6TTXC-HD2VM

Windows 2000 Advanced Server :
JJRJJ-6Q7FV-D4W8V-MKT2Y-G499Q

Windows 2003 :
K4RBR-F3K42-M9RXG-48TPR-H6BPB

Windows 2003 Server :
JB88F-WT2Q3-DPXTT-Y8GH8-7YYQY

Windows 2003 Web Server :
42X8-7MWXD-M4B76-MKYP7-CW9FD

Windows ME:
RBDC9-VTRC8-D7972-J97JY-PRVMG

Windows Me Professional:
975-4769754

Windows NT 4.0:
s/n: 227-075-455 cd key : 419-0201344

Windows NT 4 Workstation OEM:
34997-OEM-0028594-50108

WINDOWS NT 4.0 SERVER 4.0:
419-0104153

Windows NT Workstation 4.0:
s/n: 807-2414712 or
OEMs/n: 28997-OEM-0025957-49297 or s/n: 425-1921701

Windows XP Home: BJXGH-4TG7P-F9PRP-K6FJD-JQMPM
Windows XP Home SP2: J76RR-MY44M-VTJ9T-6PMWX-FH88T
Windows XP Professional: FCKGW-RHQQ2-YXRKT-8TG6W-2B7Q8
Windows XP Professional SP2: P7WDR-H2CHK-X8V26-7TQTV-DRM4D
Windows XP Corporate:TGRH7-K6QR3-RT6J4-V36FP-869HT
Windows XP 64-Bit: b2rbk-7kpt9-4jpgx-qqfwm-pjdgg
Windows XP Home OEM for Dell PC: FP2TC-MJ2CP-32J8T-FP3BY-RW6K6
Windows XP Media Center 2005: C4BH3-P4J7W-9MT6X-PGKC8-J4JTM
Windows XP Media Centre Edition 2005 QKRX4-WP7HT-YQMBW-GTDQD-7MY42
Windows XP Media Centre Edition 2005: JJKB2-W3444-G8Q49-MH8R9-MD7PQ
Windows XP Media Centre Edition 2005:
JJKB2-W3444-G8Q49-MH8R9-MD7PQ
C82GJ-YH627-72GBT-R7XV7-M7Y4B
C4BH3-P4J7W-9MT6X-PGKC8-J4JTM
RD6W4-369DT-DMHQH-4RVKW-WY6PG
KCQ9Q-FTBM4-6HTWV-M7DKM-T4BFB
QKRX4-WP7HT-YQMBW-GTDQD-7MY42
C4BH3-P4J7W-9MT6X-PGKC8-J4JTM
Windows LongHorn Professional : PTWG-M9PGK-2HT2J-JT9R9-6V8WM
WINDOWS VISTA NEW KEYS :
39935-FEA-8434699-41764
34541-VPA-4524362-34887
11537-BVX-4899342-16177
57794-PCQ-7693684-15339
17886-TPK-7595613-78928
16514-NYY-7756842-96123
58719-XGY-3927924-14286
51434-HZC-8358458-91618
34737-OGD-3733654-36986
68352-ZOU-1148288-74989
Windows Vista Ultimate Rtm Build 6.0.6000.16384 :
GLAD2-SEEUH-AVEAS-ENSEO-FHUMR
YFKBB-PQJJV-G996G-VWGXY-2V3X8
Windows XP64
M4676-2VW7F-6BCVH-9QPBF-QBRBM
WINDOWS XP PRO SP2
QW4HD-DQCRG-HM64M-6GJRK-8K3T
Windows XP CDkey
BKQW7-3JYTB-D26TX-DHPDM-3MTKG
Windows Vista Ultimate 6,6000
6F2D7-2PCG6-YQQTB-FWK9V-932CC
2QBP3-289MF-9364X-37XGX-24W6P
6P8XK-GDDTB-X9PJQ-PYF36-G8WGV
Microsoft window vista ultimate 6.0 (build 6000)
Name: Your name
S/N: 89580-014-0000025-71487
Microsoft Windows Vista Ultimate
YFKBB-PQJJV-G996G-VWGXY-2V3X8
VMCB9-FDRV6-6CDQM-RV23K-RP8F7
GLAD2-SEEUH-AVEAS-ENSEO-FHUMR
VMCB9-FDRV6-6CDQM-RV23K-RP8F7
R8G6T-YBCXF-R29PG-9VFY3-FR9JB
6F2D7-2PCG6-YQQTB-FWK9V-932CC
2QBP3-289MF-9364X-37XGX-24W6P
Microsoft Windows Vista Ultimate Final
YFKBB-PQJJV-G996G-VWGXY-2V3X8
PVYFQ-2JTBV-PKXQ2-FQHDY-MTBVH
Microsoft Windows Vista Ultimate Final (activation)
FBK3P-9HCG-YJGBB-CRVGV-X32M9
Windows 7 Beta 32 Bit:
6JKV2-QPB8H-RQ893-FW7TM-PBJ73
windows 7.000 beta1
JYDV8-H8VXG-74RPT-6BJPB-X42V4
J7PYM-6X6FJ-QRKYT-TW4KF-BY7H9
D67PP-QBKVV-6FWDJ-4K2XB-D4684
HQDKC-F3P6D-C9YYM-HRB89-QDBB7
Read More >>

Install BURG untuk GRUB @UBUNTU 10.4

1

Bookmark and Share
Terkadang kita bosan dengan tampilan GRUB yg gitu gitu aja alias hitam putih, nah sekarang kita bisa merubahnya dengan BURG singkatan dari Brand-new Universal loadeR from GRUB  Nah, daripada penasaran mending langsung kita praktekan saja  .
pertama, tambah repo BURG pada PPA dengan membuka TERMINAL dan ketikan

sudo add-apt-repository ppa:bean123ch/burg
sesudah itu, ketikan
sudo apt-get update && sudo apt-get install burg burg-themes
install BURG ke MBR dengan mengetikan
sudo burg-install '(hd0)'
terakhir, update BURG
sudo update-burg
dan selesai ! restart/ reboot, trus pas animasi GRUB nya muncul, tekan T/ F2 untuk mengganti theme  dan tekan ENTER! 

sumber: http://www.omgubuntu.co.uk/2010/01/make-grub-themes-beautiful-look-nicer.html
Read More >>